Khayalan yang Bodoh
Spiritual, Inspirasi - Pil Motivasi , Cerita di bawah ini terdapat di dalam Sutra Seratus Perumpamaan :
Seorang pemuda mempunyai seekor sapi yang dengan teratur diperah dan menghasilkan seember penuh susu setiap hari.
Suatu hari dia berpikir untuk dirinya sendiri, "Sejak saya dapat memerah susu seember penuh satu hari, mengapa saya perlu melakukannya setiap hari ? Jika saya menunggu satu bulan sebelum meminumnya, kemudian saya akan mendapatkan tiga puluh ember sekali perah Dengan cara demikian saya tidak hanya menghemat banyak waktu tetapi saya juga dapat menjamu teman-teman saya untuk menikmati susu segar"
Dia sangat senang dan berpikir bahwa dia sangat cerdas bisa menemukan ide yang hebat. Dari hari itu dan selanjutnya, dia berhenti memerah susu sapi. Setelah satu bulan, dia mengundang teman-temannya dan relasi-relasinya datang ke rumahnya untuk menikmati susu segar.
Ketika seluruh tamu telah datang, dia pergi ke kandang sapi dan mulai memerah sapi. Akan tetapi, bagaimanapun kerasnya dia mencoba, dia tidak dapat memerah bahkan satu ember pun apalagi tiga puluh ember.
Makna cerita :
Seperti yang kita ketahui, susu dari sapi harusnya diperah per hari. Jika tidak dilakukan beberapa hari, secara alami sapi akan menghentikan produksi susunya. Ini sudah umum dalam bidang pengetahuan Biologi. Sesuai dengan khayalannya, dia berpikir bahwa dia cerdas tetapi akhirnya dia hanya menjadi bahan tertawaan.
Buddha menggunakan perumpamaan sebagai pendekatan yang bijaksana dan mudah dipahami untuk membimbing dan memberi penerangan kepada makhluk hidup. Beliau menggunakan contoh-contoh yang umum yang dapat dengan mudah dimengerti untuk memberi petunjuk tentang kebenaran secara tidak langsung.
Cerita yang dikisahkan diatas sekilas tidak ada yang spesial, tetapi makna dan arti yang terkandung sangat mendalam. Perumpamaan diatas menyoroti kecenderungan manusia - khayalan yang bodoh, mencari jalan pintas dan pemecahan solusi yang tercepat, menginginkan hasil tanpa memberikan usaha yang setimpal.
Kita mengetahui bahwa Roma tidak dibangun dalam sehari dan kesuksesan di dunia tidak datang secara kebetulan atau segera.
Dibelakang cerita kesuksesan ada banyak luka, kesedihan kesukaran, penderitaan dan pengorbanan yang tidak diketahui oleh orang. Memang inilah kenyataannya, syarat untuk menjadi sukses. Seorang yang bijaksana akan terus menerus mengatasi hambatan-hambatan untuk semakin maju terus secara intensif.
Disadur dari Buku 100 Anekdot dan Perumpamaan III
Suatu hari dia berpikir untuk dirinya sendiri, "Sejak saya dapat memerah susu seember penuh satu hari, mengapa saya perlu melakukannya setiap hari ? Jika saya menunggu satu bulan sebelum meminumnya, kemudian saya akan mendapatkan tiga puluh ember sekali perah Dengan cara demikian saya tidak hanya menghemat banyak waktu tetapi saya juga dapat menjamu teman-teman saya untuk menikmati susu segar"
Dia sangat senang dan berpikir bahwa dia sangat cerdas bisa menemukan ide yang hebat. Dari hari itu dan selanjutnya, dia berhenti memerah susu sapi. Setelah satu bulan, dia mengundang teman-temannya dan relasi-relasinya datang ke rumahnya untuk menikmati susu segar.
Ketika seluruh tamu telah datang, dia pergi ke kandang sapi dan mulai memerah sapi. Akan tetapi, bagaimanapun kerasnya dia mencoba, dia tidak dapat memerah bahkan satu ember pun apalagi tiga puluh ember.
Makna cerita :
Seperti yang kita ketahui, susu dari sapi harusnya diperah per hari. Jika tidak dilakukan beberapa hari, secara alami sapi akan menghentikan produksi susunya. Ini sudah umum dalam bidang pengetahuan Biologi. Sesuai dengan khayalannya, dia berpikir bahwa dia cerdas tetapi akhirnya dia hanya menjadi bahan tertawaan.
Buddha menggunakan perumpamaan sebagai pendekatan yang bijaksana dan mudah dipahami untuk membimbing dan memberi penerangan kepada makhluk hidup. Beliau menggunakan contoh-contoh yang umum yang dapat dengan mudah dimengerti untuk memberi petunjuk tentang kebenaran secara tidak langsung.
Cerita yang dikisahkan diatas sekilas tidak ada yang spesial, tetapi makna dan arti yang terkandung sangat mendalam. Perumpamaan diatas menyoroti kecenderungan manusia - khayalan yang bodoh, mencari jalan pintas dan pemecahan solusi yang tercepat, menginginkan hasil tanpa memberikan usaha yang setimpal.
Kita mengetahui bahwa Roma tidak dibangun dalam sehari dan kesuksesan di dunia tidak datang secara kebetulan atau segera.
Dibelakang cerita kesuksesan ada banyak luka, kesedihan kesukaran, penderitaan dan pengorbanan yang tidak diketahui oleh orang. Memang inilah kenyataannya, syarat untuk menjadi sukses. Seorang yang bijaksana akan terus menerus mengatasi hambatan-hambatan untuk semakin maju terus secara intensif.
Olahraga sangat baik untuk otot dan tulang.
Berjalan kaki baik untuk pencernaan.
Air yang mengalir secara teratur tidak akan bau.
Pintu yang dibuka dengan teratur tidak akan lapuk.
Kesuksesan didapatkan dengan ke-konsisten-an
Disadur dari Buku 100 Anekdot dan Perumpamaan III
0 Response to "Khayalan yang Bodoh"
Post a Comment