Kelahiran Pangeran Siddhattha

Spiritual, Pil Motivasi - Sejarah Kelahiran Pangeran Siddhattha Gautama 

Pangeran Siddhattha Gautama adalah seorang pangeran dari suku Sakya. Ayahnya adalah Raja Suddhodana dari kaum bangsawan Sakya dan ibu-Nya adalah Ratu Maha Maya.

Sesuai dengan tradisi yang berlaku di masa itu, seorang wanita diwajibkan melahirkan di rumah orang tua mereka. Karena itulah, Ratu Maha Maya menjelang kelahiran Sang Pangeran, memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya untuk melahirkan. namun, di tengah perjalanan, Sang Ratu berhenti di taman Lumbini dan melahirkan Sang Pangeran. Pada saat Purnama bulan Waisak pada tahun 623 S.M lahir di Taman Lumbini di perbatasan India - kini Nepal. 

Konon diceritakan sesaat setelah dilahirkan , Sang Pangeran mampu berjalan dalam dunia ini, "Akulah yang tertua di dunia ini, Akulah yang teragung di dunia ini, inilah kelahiranku yang terakhir, tak akan ada tumimbal lahir lagi".

Postur Siddhattha Gautama sesaat setelah dilahirkan.
Rakyat sangat bersuka-cita atas kelahiran sang Pangeran. Seorang petapa dengan pencapaian spiritual tinggi bernama Asita, juga dikenal sebagai Kaladevala, sangat senang mendengar berita bahagia ini dan sebagai guru dari Raja, ia mengunjungi istana untuk melihat Sang Pangeran, Raja merasa tersanjung dengan kunjungan tak terduga itu, dan membawa anaknya menghadap untuk memberikan penghormatan kepada petapa Asita, tetapi mengejutkan semua yang hadir, kaki Sang Pangeran berbalik dan bertumpu pada rambut petapa itu. Seketika, sang petapa bangkit dari kursinya dan dengan kemampuan penglihatan supernormalnya meramalkan keagungan masa depan Sang Pangeran, serta memberi hormat dengan menangkupkan kedua tangan dan Raja pun juga melakukan hal yang sama.

Petapa besar tersebut tersenyum pada awalnya dan kemudian tampak sedih. Ketika ditanya tentang perasaannya yang campur aduk, ia menjawab bahwa ia tersenyum karena sang Pangeran akhirnya akan menjadi seorang Buddha, Yang Tercerahkan, dan ia sedih karena ia tidak akan mendapatkan manfaat dari kebijaksanaan agung Yang Tercerahkan, karena ia akan mati sebelum hal itu terjadi dan terlahir kembali di alam tak bermateri ( Arupaloka ). Pada hari kelima setelah kelahiran Sang Pangeran, Dia diberi nama Siddhattha Gautama yang berarti 'tercapai cita-cita Nya'. Nama keluarga-Nya adalah Gautama.

Sesuai dengan tradisi india kuno banyak brahmana terpelajar diundang ke istana untuk upacara pemberian nama. Di antara mereka ada delapan brahmana terhormat. Setelah meneliti tanda karakteristik Sang Pangeran, tujuh diantaranya masing-masing mengangkat dua jari, menunjukkan bahwa ada dua kemungkinan mengenai masa depan Sang Pangeran, yaitu bila tidak menjadi raja dunia ia akan menjadi seorang Buddha. Tapi yang termuda, Kondanna yang kebijaksanaan nya mengungguli yang lain, setelah memperhatikan bahwa rambut di dahi Sang Pangeran menghadap ke kanan, kemudian mengangkat satu jari dan dengan yakin menyatakan bahwa Sang Pangeran pasti akan melepaskan kehidupan duniawi dan menjadi seorang Buddha.

Makna


Ketika Siddhattha Gautama lahir, Beliau telah memiliki sebuah tujuan hidup, yaitu menjadi pemimpin / guru bagi dunia, tujuan hidup yang telah ditetapkan pada saat menjadi petapa Sumedha dan diperjuangkan dalam beberapa kehidupan lampau Beliau. hal ini mengingatkan kita untuk berusaha memahami apakah tujuan hidup kita sudah benar dan apakah kita sudah berjuang untuk mewujudkannya.

Dengan meneladani kehidupan Sang Buddha, maka sudah seharusnya kita memiliki tujuan hidup yang benar, yaitu menjadi makhluk yang mulia ( Bodhisattva 0 dan menjalani kehidupan yang bermanfaat bagi dunia demi kebahagiaan semua makhluk hidup.

Untuk memperingati kelahiran Siddhattha Gautama, beberapa tradisi merayakannya dengan melakukan ritual memandikan Rupang Buddha yang digambarkan sebagai bayi Pangeran Siddhattha berdiri. Ritual ini didasarkan pada kisah yang menceritakan di mana para naga di surga menurunkan hujan yang sangat harum untuk memandikan bayi Siddhattha Gautama sesaat setelah Beliau dilahirkan. Ritual memandikan Rupang bayi Siddhattha Gautama ini sering disebut sebagai ritual "Mandi Buddha", ritual ini memiliki makna sendiri, yaitu agar manusia bersungguh-sungguh bertekad untuk senantiasa menyucikan hati dan pikiran mereka dari keserakahan, kebencian dan kesalah pandangan. Dengan demikian diharapkan bisa menciptakan kedamaian dunia demi kebahagiaan semua makhluk hidup. Inilah makna dan harapan dari memandikan Rupang bayi Siddhattha Gautama.

BERLANGGANAN GRATIS! :
Saat ini ribuan orang telah berlangganan artikel dan merasakan manfaat positif-nya.
Masukkan E-Mail Anda di bawah ini.
Protected by Google

Jangan lupa Konfirmasi link Aktivasi yang kami kirim di E-Mail Anda!

0 Response to "Kelahiran Pangeran Siddhattha"

Post a Comment