Kisah Li Tong Pin
Li Tong Pin merupakan salah satu dari Delapan Dewa |
Spiritual, Pil Motivasi - Nama asli Li Tong Pin adalah Li Yen. Konon ketika Li Yen dilahirkan terdengar alunan flute dan seruling, dan seekor bangau putih hinggap ke sisi tempat tidur ibunya. Ruanganpun segera dipenuhi oleh bau harum, sementara dari jendela tampak awan berwarna-warni melayang-layang di angkasa.
Kakek Li Yen adalah seorang pemimpin upacara keagamaan, sedangkan ayahnya bekerja di kepolisian sebagai sekretaris. Seperti umumnya anak-anak pegawai pemerintah, Li Yen pun ingin mengikuti jejak ayah dan kakeknya. Dia belajar ajaran Konfusius, menulis puisi serta seni bela diri. namun ia juga tertarik pada Taoisme dan mengagumi guru Chang Liang dan Fan Li, yang mengembangkan ajaran Tao usai menuaikan pengabdian kepada negara.
Ketika Li Yen berumur 20 tahun, ia diberitahu oleh seorang Taois yang dijumpainya "Kau memiliki bakat untuk menjadi manusia abadi dan ditakdirkan untuk tinggal di pondok ilalang, bukan di istana emas. Kalau kau bertemu seorang lelaki yang bernama Chung Li Chuan raihlah kesempatan itu."
Tahun demi tahun pun berlalu, Li Yen mengikuti ujian pegawai pemerintah dua kali, namun selalu gagal. Suatu saat, dalam perjalannya ke ibukota untuk mencoba mengikuti ujian lagi, ia berhenti di sebuah penginapan untuk bermalam. Saat itu semangatnya untuk menjadi pegawai pemerintahan sudah mulai luntur. Li Yen duduk di sebuah meja, memesan anggur dan mulai berkeluh kesah ketika mabuk. Setelah meneguk bergelas-gelas anggur, didengarnya sebuah suara dari belakang "Tak ada gunanya berkeluh kesah dan mabuk sendirian. Katakan kepadaku apa yang sebetulnya kau pikirkan ?"
Li Yen menoleh dan dilihatnya seorang laki-laki tersenyum kepadanya. Orang asing itu mengenakan jubah pendek yang terbuka sampai ke pinggang sehingga rambut di dadanya kelihatan. Ujung celana nya di gulung dan sandal jeraminya menutupi kaki nya, rambutnya diikat menjadi dua di samping kepala dan di tangannya memegang sebuah kipas besar.
Li Yen terpesona olah penampilan lelaki asing itu. Dia pun beranjak dan duduk di samping si orang asing, diungkapkannya segala perasaan kecewanya karena gagal mengabdi untuk negara. Di akhir ceritanya, Li Yen berkata "Aku siap meninggalkan ketenaran dan kekayaan dan mengabdikan hidupku untuk mengembangkan Tao".
"Namaku Chung Li Chuan" ujar lelaki asing tadi. "Aku juga dijuluki Pertapa Bilik Awan. Maukah kau ikut bersamaku ke gunung mempelajari Tao ?"
Li Yen terdiam tak tahu apa yang harus ia perbuat. Di satu sisi, ia ingin meninggalkan semuanya dan mengikuti Chuan ke gunung. Tapi disisi hatinya yang lain menahan karena ia masih terikat kepada aturan-aturan dan tanggung jawab kepada masyarakat. Menangkap adanya konflik dalam diri Li Yen, Chuan berkata "Marilah kita makan malam bersama. Kau bisa memberitahukan keputusanmu nanti".
Usai menikmati makan malam, Li Yen masih merasa ragu dengan keinginannya pergi ke gunung bersama lelaki asing tersebut. Chuan pun merasakan keraguan Li Yen dan berkata "Aku tidak akan memaksamu." Sebagai hadiah perpisahan Chuan memberikan sebuah bantal untuk Li Yen.
Malam itu Li Yen tidur dengan bantal pemberian si orang asing dan ia pun bermimpi. Dalam mimpinya, ia seakan-akan lulus ujian pegawari pemerintah dan menjadi pejabat tinggi. Dia diangkat menjadi perdana menteri di istana kaisar, ia pun menikah dan dikaruniai anak serta cucu, dan semua orang menghormatinya. Namun mimpi itu segera berganti dengan mimpi buruk, Li Yen seolah melihat dirinya menjadi korban persengkongkolan di istana. Para menteri yang cemburu akan kedekatanya dengan kaisar menjebaknya dan menangkap seluruh keluarganya dihancurkan. Akhirnya ia diasingkan ke perbatasan jauh dari sanak saudaranya yang masih hidup, hingga ia meninggal.
Li Yen terbangun dari mimpi buruknya dengan bersimbah pe;uh. Serta merta ia berlari keluar kamar untuk mencari Chuan yang tengah duduk menikmati hidangan teh paginya. Begitu melihat Li Yen ia berkata "Dalam satu malam, kalu telah melihat dua puluh tahun kisah hidupmu".
"Kau mengetahui mimpiku ?" tanya Li Yen.
Sang Taois menjawab "Kau mencapai tujuanmu dalam mimpi, tapi akhirnya kau pun kehilangan semuanya. Perolehan dan kehilangan hanyalah ilusi alam fana. Hanya mereka yang bisa melihat melalui ilusilah yang mampu mencapainya".
"Ajaklah aku ke gunung, mulai sekarang ketenaran, kekayaan dan status sosial tidak ada artinya lagi bagiku" pinta Li Yen.
Chung Li Chuan mengucapkan selamat pada Li Yen, "Kau sudah terbangun dari ilusimu, ini adalah langkah awal untuk mengembangkan ajaran Tao. Tapi sebelum aku mengajarimu tentang keabadian terlebih dahulu kau harus memperkuat dasar-dasarnya. Saat ini tubuhmu lemah dan pikiranmu kacau. Kelak jika kau sudah memiliki dasar yang kuat, aku akan datang lagi untuk mengajarimu".
Li Yen berterima kasih kepada Chuan dan mereka pun berpisah.
Li Yen pergi dari penginapan itu dan berkata pada dirinya, "Sejak saat ini, Aku bukan lagi Li Yen si cendekia, Aku mengubah namaku menjadi Li Tong Pin (Pengunjung Gua). Kini aku paham, aku hanyalah seorang pengunjung (tamu) di alam ini yang belajar untuk kembali ke tempat asalku. "
Li Tong Pin membangun sebuah pondok dari ilalang dan menetap di pegunungan Chung Nan. Dia mengosongkan pikirannya, menguatkan tubuhnya dan hidup secara sederhana layaknya seorang pertapa.
Suatu hari Chung Li Chuan muncul di ambang pintu tempat Li Tong Pin mengasingkan diri, Ia berkata "Aku melihat kau sudah berusaha keras mengembangkan pikiran dan tubuhmu. Sekarang kau siap untuk belajar seni Tao. Pertama-tama aku akan mengajarimu cara mengubah batu menjadi emas".
Li Tong Pin bertanya pada guru, "Setelah batu berubah menjadi emas, akankah ia tetap sebagai emas selamanya ?".
Chuan menjawab "Tidak, batang emas ini akan kembali menjadi batu setelah tiga ribu tahun".
Tung Pin lantas menjawab "Lebih baik aku tidak mempelajari sesuatu yang dapat memperdaya dan membahayakan orang".
Chuan mendesah "Pemahamanmu tentang Tao jauh melebihi aku".
Setelah menyempurnakan pelajaran Li Tong Pin, Chung Li Chuan berkata "Aku harus kembali ke kahyangan. Kalau kau mau, kau bisa pergi bersamaku".
Tung Pin membungkuk memberi hormat pada gurunya dan menjawab "Jalan kita berbeda. Anda ditakdirkan untuk mengembara di negeri kahyangan. Sedangkan aku tidak akan pergi ke alam keabadian yang tertinggi sebelum membantu orang-orang yang ingin kembali ke ajaran Tao".
Chuan membungkuk dalam-dalam pada bekas muridnya, "Apa yang kau lakukan atas nama Tao akan jauh lebih agung daripada yang aku lakukan".
Bermasaan itu, Chuan melangkah ke dalam gumpalan kabut dan menghilang. Li Tong Pin turun dari tempat pengasingannya di gunung dan mengembara ke seluruh pelosok negeri mengajarkan Tao kepada semua orang yang ingin mempelajarinya.
--------------------------------
Li Yen hidup di akhir dinasti Tang ( 618-906 M) hingga dinasti Lima ( 907-960 M ) dan hingga awal dinasti Sung ( 960-1279 M ).
0 Response to "Kisah Li Tong Pin"
Post a Comment