Kisah Cinta Ibu
Suatu ketika hiduplah seorang wanita tua, yang dalam kondisinya yang lemah telah tidak dapat lagi bekerja. Putranya melihat bahwa si Ibu walau sudah tidak bekerja namun makan sangat banyak. Akhirnya dia menganggap bahwa si ibu telah menjadi beban bagi keluarga, dan pikiran untuk membuang ibuanya telah merasuki pikirannya.
Suatu hari dia berketetapan hati untuk mewujudkan pikiran jahatnya. Dia menggendong ibunya di punggungnya dan membawanya menuju bukit yang berdekatan.
Saat dia mendaki bukit, didengarnya suatu ranting yang dipatahkan "Aha!"
Dia berpikir "Ibu sedang membuat tanda agar dapat menemukan jalan pulang ke rumah." Tanpa peduli kepada apa yang dilakukan ibunya, dia melanjutkan perjalanan mendaki yang jauh dan melelahkan, akhirnya mereka tiba pada suatu tempat yang sepi dan terpencil.
Si Putra menurunkan ibunya ke tanah dan berkata tanpa perasaan, "Disinilah tempatnya, kita harus berpisah. Mulai sekarang jagalah dirimu sendiri".
Si Ibu memandang ke atas dan dengan tenang hati berkata "Dalam perjalanan kemari saya telah mematahkan banyak ranting untuk menandai jalan yang telah kita lewati. Jadi asalkan mengikuti tanda ini dalam perjalananmu pulang, kamu tidak akan tersesat."
Untuk beberapa saat si putera terdiam, tidak mampu mengucapkan apapun juga. Akhirnya dengan dipenuhi penyesalan dan rasa malu mendalam, dia terduduk dan menangis tersedu.
Seolah-olah dia baru terbangunkan dari mimpi.
Dia bersujud memohon maaf kepada ibunya.
Kemudian dengan hati-hati, dia membawa ibunya kembali ke rumah.
Cinta seorang ibu sungguh besar, tidak mengherankan cinta sejati ini menyadarkan hati seorang anak yang tidak berbakti agar melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya.
Huo Fo Se Cuen mengatakan :
Memahami apa yang akan dihasilkan dari perbuatan diri sendiri adalah jauh lebih baik dari apa yang dihasilkan dari nasehat orang lain.
Teguran dan penyesalan dari dalam nurani adalah jauh lebih memukul dibandingkan dengan hukuman-hukuman lainnya.
Selamat Hari Ibu
0 Response to "Kisah Cinta Ibu"
Post a Comment